Seperti yang telah diketahui pada umumnya, sistem operasi Linux terkenal dengan fasilitas memory management yang matang, dimana system maksimal dalam mempergunakan ruang extra dalam memory sebagai media simpanan cache. Bagian yang kosong dari memory tersebut seharusnya dapat dengan bebas digunakan oleh proses yang sedang berjalan dalam sistem operasi tersebut. Tetapi sayangnya ada beberapa distro Linux yang tidak menyertakan fasilitas ini secara otomatis, seperti yang saya gunakan sekarang OpenSuse 11.2 32bit dan 64bit, mungkin para developer distro tersebut berpikir menghilangkan memory cache tidak terlalu penting untuk menyediakan ruang memory kosong agar system berjalan secara maksimal.
Saat ini saya sedang memelihara sebuah server dengan memory 8GB, disaat server ini pertama kali jalan atau ketika melakukan restart, dapat terlihat menggunakan perintah “top” ketersediaan physical memory sangat banyak. Bisa dikatakan dari 8GB memory yang tersedia hanya terpakai 500MB saja, namun ketika system operasi sudah berjalan lebih dari 2 hari dengan aplikasi yang berjalan diatasnya adalah aplikasi java platform dan database MySQL maka sudah dipastikan server akan crash karena kehabisan ruangan kosong di memory sedangkan JVM cache management dan dabase cache system sudah disetting secara maksimal supaya tidak menghabiskan ruang di physical memory, dan hal tersebut mengharuskan saya untuk melakukan manual restart secara berkala.